Sabtu, 26 November 2011

Syi'ir Tanpo Waton

Syi'ir Tanpo Waton
 di putar di haul I KH Abdurrahman Wachid (Gus Dur)
 
 
استغفر الله ربّ البرايا # استتغفر الله من الخطا يا
ربّي زدني علما نافعا # ووفّقني عملا صالحا

يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيل الجود والكرم
Ngawiti ingsun nglaras Syiiran
Kelawan muji marang Pangeran
Kang paring rahmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
 
Aku mulai menyelaraskan Syi’ir
Dengan memuji pada Tuhan
Yang memberi Rahmat dan kenikmatan
Siang malam tanpa hitungan

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mong ngaji Syare'at bloko
Gur pinter ndongeng, nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
 
Wahai saudara teman pria wanita
Jangan hanya mengaji Syare’at saja
Hanya pandai mendongeng, menulis dan membaca
Dikemudian hari akan sengsara
 
Akeh kang apal Qur'an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe gag di gatekke
Yen isih kotor ati akale
 
Banyak yang hafal Qur’an Hadist
Sukanya mengkafirkan orang lain
Kafirnya sendiri tidak di urus
Kalau masih kotor hati akalnya
 
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
 
Mudah ketipu nafsu angkara
Di keindahan gebyar dunia
Iri dan dengki pada tetangga
Itulah sebabnya hatinya gelap dan nista

Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine
 
Ayo saudara jangan melupakan
Kuajiban mengaji dan tata caranya
Untuk menebalkan iman dan tauhid
Sebaik-baik bekal dan mulia bila mati
 
Kang aran soleh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate
Ugo hakikot manjing rasane
 
Yang disebut soleh bagus hatinya
Disebabkan telah mapan derajat ilmunya
Penempuhan Thoriqoh dan ma’rifat
Juga hakikat masuk kedalam rasa
 
Al-Qur'an Qodim wahyu minulyo
Tanpo ditulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing njero dodo
 
Al qur’an Qodim wahyu yang agung
Tanpa ditulis-pun bisa dibaca
Itulah wejangan guru waskita
Ditancapkan di dalam dada

Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
 
Menempel hati dan fikiran
Menyebar ke seluruh badan luar dalam
Mu’jizat Rosul jadikan pedoman
untuk menjadi jalan masuknya iman
 
Kelawan Allah kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadhohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
 
Beserta Alla yang Maha Suci
Harus melebur siang dan malam
Di puasai di perjuangkan
Dzikir dan wirid jangan sampai lupa
 
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
 
Hidupnya damai merasa aman
Paham-nya rasa pertanda kalau iman
Sabar menerima meskipun pas pasan
Semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan

Kelawan konco dulur lan tonggo
kang podo rukun ojo ngasio
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
 
Terhadap teman, saudara dan tetangga
Yang rukun jangan bermusuhan
Itulah sunahnya Rosul yang mulia
Nabi Muhammad yang kita ikuti

Ayo nglakoni sakabehane
Allah kang bakal ngangkat derajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
 
Marilah menjalankan semuanya
Allah yang akan mengakat derajatnya
Meskipun rendah lahirnya
Tapi mulia maqom derajatnya

Lamun palastro ing pungkasane 
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese
 
Baik di cerita akhirnya
Tidak kesasar Roh dan Sukmanya
Dijanjikan Allah syurga tempatnya
Masih utuh mayit dan pakaiannya

Titk sentral seluruh ibadah

Didalam sebuah hadits diterangkan bahwa yang menjadi titik sentral seluruh ibadah adalah sholat :
 QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU `ALAIHI WASALLAM:

AWWALU MAA YUHAASABU BIHIL `ABDU YAUMAL QIYAAMATI ASHSHOLAATU, FAIN SHOLAHAT SHOLAHA LAHU SAAIRU `AMALIHI, WA IN FASADAT FASADA SAAIRU `AMALIHI.
( `An Anas , Rowaahut Thobrooni fil Ausath wadl Dliyaa`)
Jaami`us Shoghiir / Jilid I / Huruf Alif / Hal 100 ).
Artinya : Bersabda Rosululloh S.A.W. : " Awal-awalnya sesuatu yang dihisab terhadap hamba pada hari qiyamat adalah persoalan sholat. Jika baik sholatnya maka bagi hamba itu baiklah seluruh amalnya, dan jika rusak sholatnya maka bagi hamba itu rusaklah seluruh amalnya ".
            Seluruh manusia setelah meninggalkan dunia akan menjadi penduduk akhirat, dan pada hari qiyamat itu pastilah semua hamba akan menghadapi persoalan-persoalan sehubungan dengan amalnya ketika di dunia ini.
Semua amalnya akan dihisab / ditanyakan / dihitung / dinilai.
Sholatnya akan dihisab, zakatnya akan ditanyakan, puasanya akan ditanyakan, masalah hajinya akan ditanyakan, masalah perekonomiannya akan ditanyakan.
             Walhasil nanti di hari qiyamat seluruh persoalan akan ditanyakan.
Dan kalau memang pada hari qiyamat itu segudang persoalan akan ditanyakan, lalu apakah sesuatu yang paling awal ditanyakan ?
Apakah yang paling awal dihisab itu soal puasa, zakat, haji, ataukah soal-soal lainnya ?  Tidak.
             Sebelum dipertanyakan soal-soal lain, maka yang menjadi kunci persoalan dan yang paling pertama ditanyakan ialah masalah sholat.
Oleh karena yang menjadi titik persoalan atau kunci persoalan ialah masalah sholat, maka perhatian kita harus kita sentralkan pada persoalan sholat.
 Inilah yang harus menjadi perhatian bagi umat Islam.
             Apabila setelah diperiksa ternyata persoalan sholat itu  "SHOLAHA" (baik), tidak mengecewakan, atau lulus, maka seluruh amalnya ikut saja atau nunut saja, sehingga  puasanya dinilai baik, zakatnya dinilai baik, hajinya dinilai baik, amar ma`rufnya dinilai baik.
Walhasil total semua ibadahnya dinilai baik, karena sholatnya sudah baik.
 FA IN SHOLAHAT SHOLAHA LAHU SAAIRU `AMALIHI.           
             Tetapi apabila setelah diperiksa ternyata persoalan sholat itu "FASADA" (rusak) : sholatnya rusak, sholatnya ngawur, sholatnya tidak berjiwa, sholatnya tidak bernilai sama sekali, maka seluruh amalnya ikut semua, total semua amalnya ikut dinilai tidak baik.
 WA IN FASADAT FASADA  SAAIRU `AMALIHI.
             Maka jelaslah bahwa sholat itu adalah titik sentralnya seluruh amal, hasil dan tidaknya seluruh amal itu ditentukan oleh sholatnya, baik dan buruknya seluruh amal itu tergantung pada sholatnya.
Begitulah hebatnya persoalan sholat.
             Oleh karena hadits ini sebagai pedoman besar yang menerangkan bahwa sesuatu yang menjadi titik sentral dan yang pertama ditanyakan adalah masalah sholat, maka mestinya sebagai umat Islam itu haruslah perhatian penuh-penuh ditujukan pada masalah sholat, bukan masalah lainnya.
Bahkan kadang-kadang masalah sholat itu tidak menjadi perhatian yang penuh, tapi hanya menjadi adat saja,  justru persoalan-persoalan selain sholat yang diperhatikan sampai mendetail. 
Ini adalah suatu tipuan yang menipu diri sendiri. 
            Selanjutnya yang perlu diketahui adalah :
Mengapakah ibadah sholat yang menjadi titik sentralnya semua ibadah ?
Mengapa bukan lainnya sholat ?

Ilmu Yang Disangka Terpuji ternyata Tercela



Sesungguhnya semua ilmu itu tidak tercela. Namun menjadi tercela karena penggunaannya. Ilmu sihir diterangkan dalam Al Quran. Ia tidak tercela karena bersifat informasi dan kita boleh mengetahuinya. Namun jika ilmu itu diamalkan dalam sebuah perilaku, maka akan menjadi tercela.
Tercelanya ilmu itu karena sebab:
  1. Jika ilmu itu menyebabkan kemudharatan apa pun; merugikan pemiliknya atau membahayakan orang lain. Contohnya adalah ilmu sihir dan jimat-jimat. Di dalam Al Quran memang ada diterangkan. Namun sebenarnya merupakan pengetahuan. Tetapi jika diterapkan dan membahayakan, berarti menjadi tercela. 
  2. Jika ilmu itu merugikan pemiliknya dalam banyak urusan seperti ilmu nujum. Ilmu nujum sendiri sebenarnya tidaklah tercela, namun penggunaannya yang menyebabkan tercela. Ilmu nujum bermanfaat sebagai perhitungan perbintangan, mata angin dan cuaca; atau sebagai hukum alam. Namun jika disalahgunakan akan merugikan. 
Timbulnya kekaburan ilmu-ilmu yang tercela dengan ilmu syar’iyyah karena pengubahan nama-nama yang terpuji, penggantian dan memindahkannya dengan tujuan-tujuan merusak, kepada makna-makna yang tidak dikehendaki oleh ulama salaf. Ada lafal nama-nama ilmu yang terpuji namun digantikan dengan nama baru yang bermakna tercela. Lima lafal itu adalah Al Fiqhu, Al Ilmu, At Tauhid, At Tadzkier dan Al Hikmah.
Orang-orang memperlakukan fiqh dengan pengkhususan, bukan dengan memindah. Karena mereka mengkhususkan fiqh dengan “mengetahui bagian-bagian aneh dalam fatwa-fatwa dan memperhatikan terperincinya illat (sebab) cabang-cabang itu, serta menghafal pendapat yang berkenaan dengan cabang-cabang yang terkait.” Oleh karenanya orang yang sangat memperdalam cabang-cabang itu dan sibuk dengannya maka dianggap sebagai orang yang pintar. Padahal sebenarnya nama “fiqh” semula adalah “ilmu jalan akhirat” dan memperinci penyakit-penyakit jiwa yang merusak amal, kekuatan liputan terhadap sepelenya duniawi, amat memperhatikan kenikmatan akhirat serta penguasaan rasa takut pada hati.”
Jadi semula ilmu fiqh bukanlah membahas tentang talak, li’an dan ijarah. Bagaian-bagian ini merupakan cabang kecil yang tidak terkait dengan fiqh yang sebenarnya. Karena dicampuradukkan pengertiannya sehingga orang awam kemudian menganggap fiqh hanya membahas masalah amalan lahiriah atau lebih dikenal dengan ibadah syariat saja. Padahal sebenarnya antara ibadah syariat dengan pengaturan kalbu dibahas dalam ilmu fiqh. 
Kemudian “Al Ilmu”, semula digunakan untuk “ilmu Allah Taala, ayat-ayatNya, tindakan-tindakanNya di kalangan para hamba dan makhlukNya. Sampai-sampai Ibnu Mas’ud kala itu berkata, “Benar-benar telah Mati sembilan per sepuluhnya ilmu”. Ibnu Masud memakrifatkan kata “ilmu” dengan alil lam (Al Ilmu). Kemudian menafsirinya, “Ilmu terhadap Allah swt.”
Lafal ketiga yang dibelokkan ialah At Tauhid. Bagi orang awam diterjemahkan sebagai peraturan Ilmu Kalam, mengetahui cara berdebat, cara-cara menghadapi lawan, mampu berjuang dalam perdebatan, dan sebagainya. Karena itu ahli ilmu kalam disebut ulama tauhid. 
Lafal keempat adalah Adz Dzikru dan At Tadzkir. Adz Dzikru sebenarnya bermakna mengingat (Allah). Namun ulama-ulama jaman sekarang telah membelokkan makna dan amalannya. Dzikir sekarang ialah membaca dan menekuni kisah-kisah, syair-syair, mengaku makrifat dan omongan-omongan yang meresahkan. Sesungguhnya hal itu sudah menyimpang.
Rasulullah saw. bersabda, “Menghadiri majelis dzikir lebih utama daripada shalat seribu rakaat, menghadiri majelis dzikir lebih utama daripada menengok orang sakit, menghadiri majelis dzikir lebih utama daripada menyaksikan seribu jenazah.” Lalu seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika dibanding dengan membaca Al Quran?” Rasulullah saw. bersabda, “Bermanfaat membaca Al Quran dengan menggunakan ilmu.”
Lafal kelima adalah Al Hikmah. Kata-kata hikmah adalah yang dipuji Allah, berdasarkan firmanNya, “Allah memberikan hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa diberi hikmah, maka ia benar-benar diberi kebaikan yang banyak sekali.” 
Al Hikmah kemudian dibelokkan sehingga seakan-akan terkait dengan “hakim”. Padahal kata hakim telah menjadi sebutan bagi dokter, penyair, dan ahli perbintangan sampai pula pada orang-orang yang memutar dadu dengan telapak tangan di pinggir-pinggir jalan.

Siapa semar itu ?



Batara Semar
 
MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.
Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.
Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:
1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8.tidak pernah kedinginan
kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.
 
Di alam Sunyaruri, Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.
 
Dikisahkan Munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.
 
Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan)nya. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, mempunyai semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta. Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya, Sakri, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.
 
Jika sedang marah kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.
Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.
Seperti telah ditulis di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.
Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.
Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia adalah Semarasanta, tetapi yang diperbuat bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.
Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia adalah Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut keliru. Itulah sesuatu yang belum jelas, masih diSAMARkan, yang digambarkan pada seorang tokoh Semar.
SEMAR adalah sebuah misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun dibuka bagi orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau SEMAR, hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.

Jihat

Untuk mencapai Adil Makmur ada caranya, yaitu dengan cara berjuang. Sebab cita-cita itu tidak akan terwujud dan tidak bisa turun sendiri tanpa diperjuangi.
 
Berjuang istilah bahasa arabnya JIHAD
Dan berjuang ( jihad ) itu ada dua macam ;
1. Ada JIHADUL ASHGHOR (Berjuang kecil / perang kecil).
2. Ada JIHADUL AKBAR   (Berjuang besar ).
 
Jadi untuk mencapai cita-cita itu haruslah dengan perjuangan, baik perjuangan kecil (jihaadus shoghiir) maupun perjuangan besar (jihaadul akbar).
 
Masalah jihaadul akbar ini disebutkan dalam Alqur'an surat Al Furqon ;
WAJAAHIDHUM BIHII JIHAADAN KABIIROO
Artinya : " Hendaklah kamu semuanya berjihad dengan jihad yang besar."   (Al Furqon / S. 25 / ayat 52).
Dan mengenai jihadul ashghor, diterangkan dalam hadis Nabi :
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU 'ALAIHI WASALLAMA : QODAMTUM KHOIRU MUQODDAMIN, WAQODAMTUM MINAL JIHAADIL ASHGHORI ILAL JIHAADIL AKBARI
Artinya : " Bersabda Rosulullloh S.A.W : Majumu sebaik-baiknya maju, dan majumu dari perang yang kecil menuju perang yang besar."
Jadi untuk mencapai cita-cita hidup itu haruslah dengan berjuang. Dan berjuang itu ada yang dari perjuangan kecil menuju perjuangan besar.
Syarat-syaratnya agar bisa sukses dalam perjuangan, baik perjuangan kecil maupun perjuangan besar.
Syarat-syaratnya banyak, diantaranya :
1. Kamu harus menginsyafi bahwa hidup itu adalah perjuangan. Orang asing mengatakan STRUGGLE FOR LIFE.
2. Harus menginsyafi bahwa perjuangan yang kecil menuju perjuangan yang besar itu katsirul rintangan (banyak rintangan), katsirul hambatan, katsirul kendala, katsirul musuhnya. Dan harus diinsyafi pula bahwa rintangan itu ;
  • Ada yang muncul dari dirinya sendiri.
  • Ada yang muncul dari alam yang di tempati.
  • Ada yang timbul dari syaithon.
  • Ada yang timbul dari manusia.
3. Harus memakai ilmu, karenanya harus THOLABUL ILMI (mencari ilmu).
4. Harus Shobar / ulet dalam perjuangan.
5. Harus berani.
Sebab meskipun pandai kalau penakut ya njintel (nggak berkembang). Orang penakut itu gupuhan (suka tergesa-gesa). Istilah joyo boyo " pitik trondol matane sak terbang".
Pitik trondol adalah ayam yang lengannya tidak ada bulunya.
Matane sak terbang itu matanya saja yang lebar, maksudnya : Tahu kalau ada yang tidak benar, tapi tidak bisa apa-apa atau tidak berani berbuat apa-apa.
6. Harus benar.
   Berani saja tanpa benar, tak akan bisa jalan di masyarakat.
7. Harus dapat cahayanya hidup atau lampunya hidup, jangan sampai hidup kita tidak mendapat lampunya hidup atau cahaya hidup.
8. Harus Tawakkal
9. Harus yaqin, ini yang pokok.
Jadi syarat – syarat inilah yang harus dipegang bila ingin sukses perjuanganmu.
 
Diantara syarat agar bisa sukses dalam perjuangan (jihaadul ashghor dan jihaadul akbar) harus dapat cahayanya hidup atau lampunya hidup. Lampu / cahaya / nur yang bisa menerangi perjalanan perjuangan hidup kita itu ada tiga macam, yaitu :
1. Nur / cahaya yang terkandung dalam diri kita sendiri yaitu Nur Aqli.
2. Nur wahyu Ilahi
3. Nur Muhammad
Jadi 3 nur (cahaya) itulah yang jadi lampunya hidup.
 
Hidup kalau sudah dapat cahaya hidup, maka hidupnya akan bisa keluar dari gelapnya hidup menuju terangnya hidup. Sebagaimana tersebut dalam surat Al Baqoroh.
ALLOOHU WALIYYUL LADZIINA AAMANUU YUKHRIJUHUM MINADH DHULUMAATI ILAN NUUR
Artinya : "Alloh pelindungnya orang-orang yang beriman, mengeluarkan (Alloh) dari kegelapan menuju kepada terangnya hidup."    ( Al Baqoroh / S. 2 / 257 )
 
Sebaliknya kalau hidupnya tidak mendapat cahaya hidup (tidak dapat nur yang tiga macam itu), berarti hidupnya keluar dari terangnya hidup, menuju gelapnya hidup. Sebagaimana tersebut dalam surat Al Baqoroh.
WALLADZIINA KAFARUU AULIYAA-UHUMUTH THOOGHUUTU YUKHRIJUUNAHUM  MINAN NUURI ILADH DHULUMAAT 
Artinya :" Orang-orang yang kafir itu, wali-walinya ialah Thoghut, dikeluarkannya mereka dari Nur ke dalam gelap gulita".   (Al Baqoroh / S.2 / ayat 257)
 
Jadi ada yang keluar dari terangnya hidup menuju gelapnya hidup dan ada yang keluar dari gelapnya hidup menuju terangnya hidup.
 
Karena sangat sulitnya mencapai jalan hidup yang terang atau jalan hidup yang mendapat cahaya dan juga karena banyaknya jalan, seperti :
  • Mata punya jalan sendiri.
  • Hidung punya jalan sendiri.
  • Telinga punya jalan sendiri
  • Lesan punya jalan sendiri
  • Nafsu punya jalan sendiri
  • Fikiran punya jalan sendiri
Belum lagi aliran-aliran yang beraneka macam, ada aliran Khowarij, Syi'ah, Mu'tazilah, Jahmiyyah, Murji'ah, Jabbariyyah, Ahlus sunah Wal Jama'ah, Ahmadiyyah dan lain sebagainya, makanya setiap hari kita perlu membaca : 
IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM.
"Tunjukkanlah kami kepada Shirootol Mustaqiim".
Tiap-tiap aliran semuanya mengaku paling benar / rebutan benar. Lho kok rebutan benar…?. Soalnya yang benar belum terpegang. Bila sudah terpegang tentunya tidak berebut.
 
Soal kebenaran, sebenarnya yang paling benar adalah yang tidak bertentangan dengan Al Qur'an (yang sesuai dengan Al Qur'an), bukan karena A atau karena B.

Bulan Muharom

Alhamdulillah kita akan memasuki bulan muharam.
Bulan Muharam Adalah termasuk bulan-bulan yang dimuliakan, yaitu: Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab.” dimana kita disunahkan untuk melakukan puasa dibulan tersebut.

Puasa Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan. Rasululllah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله : أفضل الصيام بعد شهر رمضان شهر الله الذي تدعونه المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة قيام الليل .

Dari Abu Hurairah RA, Rasululllah SAW bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa dibulan muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’ ).
Dari Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini? Mengapa kalian berpuasa?" Mereka menjawab, "Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir'aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa."Rasulullah SAW bersabda, "Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian." (HR. Abu Daud).

Imam Ghazali menyatakan dalam Kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din, “Puasa sangat dianjurkan pada beberapa hari yang istimewa, di antaranya dapat ditemukan pada setiap tahun, yang lain ada pada setiap bulan, dan yang lainnya dalam setiap minggu. Yang dapat ditemukan pada setiap tahun setelah Ramadan adalah:
• Hari `Arafah (9 Zulhijah)
• Hari `Asyura (10 Muharam)
• 10 hari pertama di bulan Zulhijah
• 10 hari pertama di bulan Muharam

Puasa pada bulan Muharam yang sangat dianjurkan adalah pada hari yang kesepuluh, yaitu yang lebih dikenal dengan istilah 'asyuura.
Aisyah RA pernah ditanya tentang puasa 'asyuura, ia menjawab, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari kesepuluh Muharam." (HR Muslim).

Dalam hadits lain Nabi juga menjelaskan bahwa puasa pada hari ‘asyura (10 Muharram) bisa menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.
عن أبي قتادة رضي الله عنه قال : سُئل النبي صلى الله عليه وسلم عن صيام يوم عاشوراء ، فقال : إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله . رواه مسلم

Dari Abu Qatadah RA, Rasululllah SAW ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: ”
Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat” (HR. Muslim).
Disamping itu disunnahkan untuk berpuasa sehari sebelum ‘Asyura yaitu puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram, sebagaimana sabda Nabi SAW yang termasuk dalam golongan sunnah hammiyah (sunnah yang berupa keinginan/cita2 Nabi tetapi beliau sendiri belum sempat melakukannya):Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa 'asyuura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, "Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam." Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).

Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.

Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Puasalah pada hari 'asyuura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum 'asyuura dan sehari sesudahnya." (HR Ahmad).
Mu’awiyah Ibnu Abu Sufyan meriwayatkan, Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Allah tidak mewajibkan kalian untuk berpuasa di hari ‘Asyura, tetapi aku berpuasa, dan barang siapa di antara kalian yang ingin berpuasa, berpuasalah dan yang tidak, tidak ada keharusan atas mereka.” (Sahih Muslim)

Abu Qatada meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Berpuasa pada tanggal 10 Muharam menghilangkan dosa setahun sebelumnya.” (Sahih Muslim)

Abu Hurayrah melaporkan bahwa Rasulullah bersabda bahwa setelah Ramadan, puasa Muharam adalah puasa yang paling sempurna. (Sahih Muslim)

Hakan bin al-Arat meriwayatkan, “Aku pergi ke Ibn Abbas , Aku berkata kepadanya, ceritakan kepadaku tentang puasa pada hari ‘Asyura!” Ia berkata, “Ketika kalian melihat bulan baru untuk Muharam, hitunglah (hari) dan (mulailah) berpuasa pada tanggal 9,” Aku berkata kepadanya, “Apakah ini cara Rasulullah berpuasa?” Ia berkata, “Ya” (Sahih Muslim)

Rabu, 23 November 2011

Rahasia Basmallah

 Bismillahirrohmaanirrohim
 
 
Dengan nama ALLOh yang maha pengasih dan penyayang
 
ditinjau dari segi huruf terdiri dari 19 jenis huruf, dan mengandung 10 macam huruf. angka 10 menurut islam angka yang sempurna, sedangkan angka 10 mengandung arti 0 menunjukan jasmani (rangka), sedangkan 1 menunjukan ruhani (isi), sehingga bismilah… merupakan perwujudan manusia yang terdiri dari jasmani dan ruhani. sehingga setiap aktivitas manusia harus diawali dengan membaca bismillah…. setiap tindakan yang tidak diawali dengan membaca bismillah… dianggap batal ( Al-hadist).
 
jadi perwujudan manusia itu ada di Bismillah….
 
bagaiman manusia hidup menurut islam
bila hidup didefinisikan bernafas, berkembang bertambah banyak dengan beranak pinak berarti hidupnya binatang.
bila hidup didefinisikan berkembang bertambah besar dan bertambah banyak, bertambah kuat tak ubahnya hidupnya tanaman. 
yang dimaksud hidup menurut islam itu adalah hidupnya hati yang selalu berdzikir ( ruhani yg selalu berdzikir / dzikir sirri ), sedangkan jasmani tetap aktifitas memenuhi kehidupan jasmani, belajar, bekerja dan berkarya.
 
bagaimana kalau manusia hanya bekerja, berkarya saja berarti yang hidup itu hanya jasmani saja, sedangkan ruhani mati, padahal ruhani ini perlu makan. makanan ruhani ini ya bukan makanan jasmani, makanan ruhani ini makanan alam nur, yaitu asma dzat ALLOH. 
Yang dinamakan hidup secara islam itu hidup jasmani dan hidup ruhani harus imbang. hidup itu dinamakan hidup islami ( Sempurna ).
kata Rosulullah bila manusia hatinya tidak berdzikir seperti kuburan yang berjalan.( yang hidup jasmaninya saja ).
seorang ulama yg berpakaian jubah, bila hatinya mati,spt kuburan berjalan
seorang perumpanan yg berjilbab , bila hatinya mati ,ya spt kuburan berjalan 
tukang becakyg hatinya hidup selalu berdzikir berarti orang itu hidup sempurna, jadi definisi hidup menurut Rosullullah adalah hidup hati yanhg selalu berdzikir dan jasmani aktif bekerja dan berkarya, adanya keselarasan hidup dengan ketauhidtan (ALLOH) dan hidup kemanusian (muhammad )
 
kenapa demikian :: sebelum kita terlahir masih didalam alam malakut kita semua dibaiat (janji) oleh ALLOH.
Alastu birobbikum : Bukankah aku tuhanmu , jawah manusia "Benar ya ALLOH engkau adalah tuhanku",
Firman ALLOH "Kalau engkau tak ciptakan kedunia apa janjimu", muncul ayat " Tidakkah AKU ciptakan jin dan manusia ,kecuali hanya untuk beribadah kepadaKU", setelah itu roh manusia dihembuskan. dan pada usia 40 hari di alam rahim seorang ibu roh itu disemayankan, dan terlahirlah kita-kita. 
jadi sebelumnya yang ada manusia masih ismilllah….. ( nama ALLOH yang maha pengasih dan penyayang ), setelah terbentuk manusia jadilah Bismillahirrohmaanirrohim ditambah dengan huruf BA (dengan ) yang artinya batang(bangkai/jasad), makanya pada saat manusia wafat yg pergi itu ismillah…, yang tertinggal huruf BA yang artinya batang/bangkai.
 
dari dasar itulah awal kejadian manusia. sehingga kita harus tahu yg dinamakan hidup, hidupnya hati yg selalu berdzikir dan jasmani yang selalu berkarya. kalau ruhani mati ,jasmani bekerja dan berkarya yang ada ambisi, nafsu, kalau ruhani berzikir jasmani mati yang ada kemiskinan/kekurangan padaha kemiskinan mendekati kekufuran (dua duanya tidak sempurna) jadi dua-duanya harus imbang. 
 
Sebagai seorang muslim, harus melatih kemampuan ruhani kita dan jasmani kita harus bisa multitasking (pinjam bahasa komoputer ).sehingga mmenjadi manusia yang sempurna 
Kita bisa dengarkan music dengan sambil membuka jalanpincang.com. dengarkan music sambil open microsoft word, dengarkan music sambil mengerjakan excel
dan hati kita pun bisa berdzikir sambil membaca kaskus. 
 
Bismillahirrohmaanirrohim terdiri dari kata bismi. ALLOH, Rohman (penyayang), Rohim (penggasih).
 
Setiap tindakan seorang muslim harus diawali dengan bismillah…. kalau tidak ya dianggap batal, karena dilakukan bukan atas nama ALLOH tapi nafsu, ambisi dan bahkan amarah. sehingga seorang muslim sejogjanya seorang penyayang dan penggasih sesuai dengan apa yang dibaca bukan pemarah, penghasut atau pembunuh bahkan terorist. 
 
menurut sejarah indonesia masih inggat Pangeran Diponegoro 
dengan tipu dayanya mencoba memberi minuman yang dicampuri dengan racun tetapi pada saat minuman diminum ternyata minuman beracun menjadi tidak beracun.
 
Panglima perang islam Khalid bin Walid bagaimana mengislamkan negara persia(iran Sekarang ), setelah negara persia yang notobene masyarakat beragama majusi meyembah api.ditaklukkan oleh sang panglima, kemudian sang panglima mengajak rakyat persia untuk menyembah ALLOH, ternyata rakyat persia menjawab " hai , sang panglima apa hebatnya tuhanmu sehingga kamu mengajak kami rakyat persia menyembah Tuhanmu, sedangkan nama tuhanmu kami tak pernah mengerti ". jawab sang panglima " Kalau semua rakyat persia pengin tahu kehebatan Tuhanku, mari kubuktikan bawa cawan yang penuh dengan racun yang terbaik dinegeri persia kutunggu di alun-alun kota". selang beberapa hari yang telah ditentukan rakyat persia di tengah-tengah kota telah berkumpul sambil masing-masing membawa cawan dengan racun terhebat. Rakyat persia berteriak "Hai sang Panglima kami sudah berkumpul semua, kami ingin tahu kehebatan Tuhanmu".
jawab sang panglima " Bawa sini cawan yang penuh racun terhebat, mari akan kutunjukan kehebatan Tuhanku, Mari membaca bersama-sama Bismillahirrohmaanirrohimdengan dengan nama Tuhanku yang maha Pengasih dan penyayang" , kemudian cawan ditangan sang panglima diminum . apa yang terjadi ????
Subhanallah cawan yang berisi racun tidak membunuh sang panglima bahkan rakyat persia pun tertegun kemudian masing-masing minum cawannya masing-masing. bi qodratillah ternyata raksat persia yang membaca Bismillahirrohmaanirrohim selamat atas berkat rahmat ALLOH.
 
Atas kejadian tersebut ribuan rakyat persia masuk islam dengan sukarela. mereka berfikir hanya menyebut namanya saja begitu hebat, apalagi kalau tuhan benar hadir-hadir pada waktu itu. sedangkan tuhan yang kita sembah saja kita panggil diam saja. (ada tuhan dalam bentuk patung terbesar )
 
Beginilah sang panglima yang menguasai ilmu basmallah dengan sangat yakin dan tahu makna khususnya sehingga bisa memperngaruhi rakyat persia.
 
begitu juga sang khalifah Umar untuk menghindari banjir sungai NIL, cukup memberi mengirim surat Kepada sungai NIL Bismillahirrohmaanirrohim maka sungai nil tidak jadi banjir.
 
atau masih ingat orang-orang kita tempo dulu, para ulama hanya dengan Bismillahirrohmaanirrohim bisa melakukan sesuatu diluar nalar.
 
atau sesepuh kaskus kalau merapal bacaannya mesti diawali dengan Bismillahirrohmaanirrohim kemudian ditutup dengan syahadat.
 
Dan Nabi sulaiman pada saat mendatangkan istana kerajaan perempuan Ratu Bilqis, Jin ifrit menewari waktu hanya 1 hari , sedangkan ada orang yang menguasai bismillah dan izmu adhom sanggup mendatang kan dalam waktu sekerdipan mata.
 
coba kalau kita kini yang melakukan apa yang terjadi setidak-tidaknya MODAR atau dibawah ke UGD. kalau belum mengerti jangan coba-coba !!!
 

Politik berkedok agama

POLITIK BERKEDOK AGAMA
Qomaruddin khan, seorang guru besar sejarah Islam universitas karachi, memberi analisis menarik bahwa tujuan Al Qur-an bukanlah menciptakan sebuah negara, melainkan sebuah masyarakat. Artinya agama tidak membela sistim pemerintahan atau bentuk negara seperti apapun ketika hukum bisa mengantarkan pada keadilan, perekonomian membawa pemerataan kesejahteraan, pendidikan bisa mencerdaskan kehidupan, dan lain sebagainya. Tiada penjelasan rinci mengenai bentuk negara memungkinkan Islam untuk mengikuti kemajuan zaman kondisi dan lingkungan baru.
Nabi Tidak Mendakwahkan Khilafah
Bahwa realitas perjuangan Nabi Muhammad dalam menyampaikan risalah kenabian bukanlah untuk tujuan politik kekuasaan, melainkan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh sebagaimana misi kenabian adalah untuk menyehatkan moralitas masyarakat melaului pendekatan keteladanan sehingga kumpulan individu individu yang bermoral baik dapat mengejawantahkan struktur kehidupan bermasyarakat yang memberi kebaikan bagi seluruh alam
Kemunculan Rosululloh sebagai pemimpin tunggal masyarakat di jazirah arab pada waktu itu adalah bukan karena urusan politik pemerintahan apalagi kekuasaan melainkan karena kenabian dan kerosulan beliau. Tiga puluh enam kali peperangan dan tiga puluh delapan penyerbuan masa dakwah beliau adalah karena terjadinya penindasan dan pelanggaran terhadap kaum muslimin dalam beribadah, bukan untuk mewujudkan sistim pemerintahan apalagi khilafah.
Gagasan Khilafah: sebuah politik berkedok agama
Awalnya istilah khilafah mengacu pada Al Qur-an surat Al Baqoroh ayat 30 tentang penciptaan manusia yang disebut kholifah, wakil tuhan di bumi. Dalam hubungan dengan ayat ayat lain, para ulama menafsirkan, tugas kholifah ialah memakmurkan kehidupan dimuka bumi, bukan menegakkan khilafah.
Dari sini tampak bahwa secara sistematis golongan pro khilafah memperjuangkan gagasan khilafah dengan mengeksploitasi teks teks Al Qur-an dan As Sunnah untuk mendukung gagasannya sembari mengkampanyekan bahwa sistem sistem yang ada pada saat ini adalah penyebab kedzoliman, kebrobrokan, dan ketidakbermoralan masyarakat. Semua keburukan selalu dinisbatkan kepada sistem sistem lain, sedangkan segala kebaikan selalu dinisbatkan pada gagasan khilafah.
Konsep Khilafah justru akan memecah belah umat Islam
Dari sudut pandang yang lain dalam realitas keanekaragaman pemahaman umat Islam terhadap apa dan bagaiamana syariah, gagasan khilafah juga dapat diidentifikasi sebagai alat politik untuk memperuncing perselisihan antar umat. Secara normatif gagasan khilafah memang dieksplorasi sebagai wahana penyatuan umat Islam yang saat ini. Ketika gagasan khilafah sudah didukung secara penuh oleh umat Islam, maka akan sampailah pada fase perpecahan dalam penentuan khilafah sebagaimana sudah mulai terjadi sejak Rosululloh wafat. Persoalan penting pertama yang mengemuka setelah wafatnya Rosululloh adalah mencari pengganti kepemimpinan beliau. Persoalan ini menciptakan perpecahan abadi di kalangan masyarakat muslim.
Khilafah tidak menjamin pengayoman di segenap wilayahnya
Golongan pro khilafah indonesia menguraikan secara ringkas tentang apa itu khilafah, untuk apa, bagaimana memperjuangkannya. Mereka menyeru umat Islam untuk bergabung bersama golongannya dalam perjuangan penegakkan kembali khilafah.
Dalam manifesto pro khilafah sangat jelas dinyatakan jika saat ini ada satu atau lebih mengeri Islam yang menjelma menjadi sebuah daulah khilafah, yang didalamnya diterapkan sistem Islam, niscaya negara tersebut akan menjadi titik awal bagi proses reunifikasi atau penyatuan seluruh dunia islam menuju terwujudnya sebuah negara yang paling kuat didunia.
Namun sebenarnya itu omong kosong belaka, karena bukti sejarah mengatakan bahwa daulah khilafah itu tidak secara menyeluruh memberikan pengayoman kepada segenap wilayah seperti yang diagung agungkan olehnya.
Menolak sistim Thohut tapi justru menggunakannya
Fenomena masyarakat muslim indonesia menyimpan fakta yang sangat menarik. Semakin islamnya masyarakat ternyata tidak berhubungan lurus dengan kemenangan islam sebagai gerakan politik. Dengan realitas seperti itu tampaknya sulit bagi partai islam untuk mendapatkan popular support.
Maka untuk mendongkrak popularitas dan dukungannya, pro khilafah juga sering melakukan manipulasi data dan informasi untuk memobilisir dukungan publik terhadap pro khilafah dengan gagasan khilafahnya.
Data dan informasi yang menyimpulkan hasil sebaliknya justru didefinisikan sebagai meningkatnya dukungan publik muslim terhadap khilafah. Mereka tidak mau mengikuti sistem thoghut padahal dalam masalah ini mereka justru mempraktekkan sistem yang mereka anggap sebagai thoghut.

Say no to Khilafah

MENOLAK KHILAFAH
Atas berkat rohmat Alloh yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur maka bangsa indonesia merdeka dan mendirikan negara kesatuan republik indonesia yang berasaskan pancasila. Adalah anugrah sangat besar dari Alloh Ta'ala yang harus disyukuri oleh segenap lapisan rakyat indonesia dengan cara menjaga dan melestarikan pancasila dan negara kesatuan republik indonesia, serta mengisinya dengan kebaikan kebaikan dan haram hukumnya bila mengkufuri.
Namun dalam perjalanannya pancasila dan negara kesatuan republik indonesia beberapa kali berusaha digoyang dan diganti, simak saja bagaimanakah sejarah pemberontakan PKI di madiun yang dipimpin oleh muso, pemberontakan Darul Islam / tentara islam indonesia (DI / TII) pimpinan kartosuwiryo yang ingin merubah negara pancasila menjadi negara Islam, lalu terjadi pemberontakan lagi oleh PKI yang berpuncak pada tahun 1965 yang dipimpinn oleh D.N. Aidit.
Tetapi Alloh maha besar, Alloh Ta'ala yang telah menganugerahkan dan mentaqdirkan pancasila dan negara kesatuan republik indonesia, dan kekuasaan Alloh Ta'ala pula yang menjaga dan membentenginya. Walhasil segala upaya untuk merongrong pancasila yang selalu berujung pada bughot (pemberontakan) selalu gagal dan hancur karena perbuatannya sendiri.
Marilah kita belajar dari pengalaman sejarah dan mengambil hikmah darinya, karena Alloh Ta'ala telah berfirman dalam Al Qur-an : "Maka perhatikanlah / pikirkanlah akan apa apa yang terjadi di langit dan di bumi." (QS. Yunus 101).
"Dan barang siapa yang di datangkan hikmah maka sungguh mendapat kebaikan yang banyak." (QS. Al Baqoroh 269).
Bersabda Rosululloh SAW: "Hikmah itu tuntunan bagi orang mukmin".(Al Hadits).
Dan patut di sayangkan untuk sebagian orang tidak mau mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa masa lampau, karena usaha merongrong pancasila dan NKRI masih saja berlanjut hingga sekarang, yaitu adanya kelompok kelompok tertentu yang ingin merubah asas pancasila di ganti dengan asas syariat Islam dan ingin merubah NKRI di ganti dengan sistim khilafah dimana umat Islam di seluruh dunia menjadi satu negara di bawah kepemimpinan seorang kholifah.
Adapun kelompok kelompok tertentu yang memperjuangkan asas syariat Islam dan sistim khilafah itu dalam usaha meyebarkan ideologi ideologi mereka sering kali mempergunakan dalil dalil Al Qur-an dan Hadits Nabi. Oleh sebab itu kita harus membantah dan menyanggah argumentasi argumentasi mereka dengan dasar dasar ayat Al Qur-an dan Hadits Nabi pula.
Mungkin sebagian dari kita timbul pertanyaan, antara yang pro khilafah dengan kontra khilafah kalau sama sama menggunakan argumentasi ayat Al Qur-an dan Hadits Nabi, mungkinkah antara ayat satu dengan ayat yang lainnya saling bertentangan atau antara hadits satu dengan hadits yang lain paling bertentangan? Sebenarnya antara ayat ayat tersebut tidak saling bertentangan, hal ini disebabkan karena salah meletakan dalilnya atau karena salah dalam memahami maksud ayatnya.
Al Qur-an tidak pernah menerangkan dan menganjurkan sistem kenegaraan yang disebut khilafah, sistem ini tidak ada dalam Al Qur-an. Negara yang disebut dalam Al Qur-an ada dua yaitu : 1. Negara Thoyyibah. 2. Negara Khobitsah.
Negara Thoyyibah adalah negara yang baik dan negara Khobitsah adalah negara yang buruk. Dalam surat Al A'rof ayat 58 disebutkan : "Wal baladut thoyyibu yakhruju nabatahu biidznihi robbihi walladzi khobutsa la yakhruju illa nakida. Kadzalika nushorriful ayati liqoumin yaskurun"artinya: Dan negara yang baik adalah yang muncul banyak buah buahan denga izin tuhannya. Dan negara yang buruk tidak ada yang keluar kecuali kesengsaraan. Demikianlah kami jelaskan tanda tanda bagi hamba yang bersyukur.
Dan sistim untuk bisa mencapai negara yang Thoiyyibah menurut Al Qur-an harus dicapai melalui management syukur, sebagaimana dalam surat Saba' ayat 15 :"Wasykuru lahu baldatun thoyyibatun warobbun ghofur" Dan bersyukurlah kepada Alloh, negaramu akan menjadi negara yang baik dan Alloh selalu memberikan ampunanan Nya.
Negara kita indonesia dilihat dari segi konstitusinya sebetulnya sudah sesuai dengan ayat tersebut diatas, terbukti dengan adanya pembukaan UUD 45 alenia ke 3 disebutkan : "Atas berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya".
Berdasarkan alenia ini kita tahu bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang bersyukur kepada Alloh S.W.T.
Demikian juga kalau dilihat dari sila yang pertama dari pancasila yaitu : ketuhanan yang maha esa, kita faham bahwa negara kita adalah negara yang berdasarkan tauhid, artinya imam kepada Alloh dan hari akhir.
Jadi sesuai dengan do'a nabi Ibrohim dalam surat al Baqoroh ayat 126, yang artinya : "Ketika berdoa Ibrohim, ya Alloh jadikan negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berilah rizqi berupa buah buahan kepada warganya, yaitu yang beriman kepada Alloh dan hari akhir".
Demikian juga sila sila seterusnya didalam pembukaan UUD 45, kalau kita teliti dan kita kaji semuanya tidak ada yang bertentangan dengan Al Qur-an dan Hadits, semuanya sesuai dengan Islam. Para pendiri negara kita adalah ulama' ulama' Islam yang jempolan, hebat. Mereka bukan orang yang bodoh. KH. Wachid Hasyim, KH. Agus Salim, KH. Abdul Qohar Mudzakir dll, bukanlah ulama' sembarangan. Sudah mereka pertimbangkan masak masak mana yang terbaik buat bangsa kita.
Mengenai sistim negara khilafah yang di dengung dengungkan oleh kelompok umat Islam garis keras sebetulnya faham tersebut banyak yang bertentangan dengan Al Qur-an dan Hadits.
Pertama, sistim tersebut tidak pernah ada adalah sistim syukur. Kedua, mereka berusaha menghapus negara kebangsaan. Bahwa Al Qur-an mengatakan bahwa Alloh menciptakan manusia terdiri atas bangsa bangsa dan suku suku untuk saling kenal mengenal, menghargai satu sama lain juga menghargai hak haknya sebagai bangsa.(lihat dalam surat hujurot ayat 13)
Yang ketiga, mereka berusaha menghilangkan sistim demokrasi. Kata mereka sistim demokrasi adalah sistim orang kafir. Padahal sistim demokrasi muncul dari musyawaroh. Dan musyawaroh di perintah dalam Al Qur-an dalam surat Syuro 38 di sebutkan " Wa am ruhum syuro bainahum" ( Dan menghadapi perkaramu hendaklah kamu bermusyawarah diantara kalian ),
Ingat dalam sejarah, ketika Rosul wafat, beliau tidak mewasiatkan penggantinya. Maka berkumpullah para sahabat muhajirin dan anshor untuk bermusyawarah mencari pengganti Nabi. Dalam musyawarah tersebut, kaum muhajirin mengajukan jagonya. Demikian juga kaum anshor juga mengajukan jagonya. Dan akhirnya dalam musyawarah tersebut terpilihlah sahabat Abu Bakar Shiddiq sebagai kholifah pengganti Rosululloh secara demokratis.
Demikian juga dengan terpilihnya Sayyidina Umar bin Khotob, Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidina Ali bin Abi Tholib, mereka diangkat kholifah melalui pilihan yang demokratis.
Apakah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali yang menyetujui adanya pilihan demokratis ini juga kafir? (Naudzu billah min dzalik).
Jangan jangan mereka itu warisan kaum Khowarij yang mengkafirkan sahabat Utsman, Ali, Abu Musa Al Asy'-ari yang akhirnya membunuh sahabat Ali R.a. Mereka adalah kaum yang mudah mengkafirkan orang yang tidak sefaham.
Apakah kita rela kalau nantinya negara republik Indonesia ini hilang, kemudian diganti dengan imperium tirani yang mereka cita citakan dan mereka kuasai dengan berkedok Islam? Naudzu billah min dzalik.

Keajaiban cinta tanah air

Keajaiban Hubbul Wathon Minal Iman
Dalam buku  “Intan tertabur” susunan Jalaluddin Syayuti Mesir,  terkutib sabda Rosulu-lloh SAW tentang “Hubbul Wahon Minal Iman”. Lalu seorang tokoh mengomentari “maknanya shoheh dan ajaib”.
Terinspirasi oleh hadist tersebut kemudia kami merenungkan betapa tanah air Indonesia memang betul “Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman” sungguh  menakjubkan.
Di  Indonesia ini ada sebuah danau maknawi maul hayat yang airnya kilau-kemilau sejuk, hidup menghidupkan dan di dalamnya mengandung permata maknawi  bagai zamrut, berlian yang tak ternilai harganya. Jika “diminum dan  untuk mandi” jiwa-jiwa bangsa ini maka saya yakin Indonesia akan menjadi bangsa yang “hidup segar dan sehat”. Danau  maul hayat itu ber-sumber dari seluruh tokoh terbaik Indonesia dengan berbagai agama dan aliran yang berjiwa “Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman”.
Wujud danau itu adalah pembukaan UUD 45. Sehelai   kertas  itu  mengan-dung makna seperti lautan tak bertepi, ada permata keimanan, permata Berkat, Rohmat, akhlaq, aqidah, dan cita-cita luhur yang nilainya lebih baik dari 350 tahun ; “saat yang berbahagia dengan selamat sentausa”.
Tetapi sayang danau itu kini telah tertimbun oleh ”lumpur” sifat-sifat  yang bertentangan dengan perikema-nusiaan dan perikeadilan.  Hal ini  sudah diamanatkan oleh pendiri negara bahwa itulah   hakekat penja-jahan.  Karenanya kini danau itu  harus kita  bersihkan, sebab jika tidak, semuanya akan macet. “Maka penja-jahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai  dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan”.

Jalan mencapai Negara Adil Makmur


Kitab Alquran, kitab Weda, kitab Tripitaka, Bibel, dan seluruh undang-undang  di dunia ini  tidak memiliki tangan dan kaki. Artinya aturan itu tidak bisa berbuat sendiri, tidak bisa berjalan sendiri, dan manusialah yang harus menjalankannya. Jika tidak ada yang menjalankannya maka hilanglah manfaatnya.
Jika danau  maknawi itu ”diminum” melalui pendidikan dan masuk dalam jiwa bangsa, saya yakin Indonesia akan selamat. Karena disitu (danau maknawi) sistemnya persis sistem syukur, dan sistem syukur persis sudah diatur dalam UUD '45.
Adapun syukur adalah jalan  menca-pai “Baldatun thoyyibatun.” bersyu-kurlah kamu, negara akan menjadi negara thoyyibah.
Hakekat  syukur adalah mengamal-kan tiga buah titik yang ada di dalam  huruf “syin”. Titik Pertama, ”lmun.” Artinya mengetahui sumber nikmat, mengetahui wujudnya nikmat, dan mengetahui untuk apa nikmat di berikan.
Titik Kedua, “Farhun”:  Artinya gem-bira karena mengetahui sumber nikmat yakni Alloh, gembira karena menge-tahui wujud nikmat, dan gembira karena mengetahui tujuan nikmat itu di berikan.
Sedang titik ketiga adalah “Amalun”. Maksudnya mengelola nikmat menu-rut ridho Alloh Ta'ala.
Di antara nikmat besar yang telah diterima bangsa Indonesia adalah nikmat berdirinya Negara Kesatuan  Republik  Indonesia (NKRI). NKRI tidak akan ada jika tidak ada kemerde-kaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pun kemerdekaan tidak akan mungkin diperoleh jika tidak ada pertolongan Alloh - “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa dan dengan di dorongkan oleh keinginan luhur maka rakyat Indonesia  menyatakan dengan ini kemerdekaanya”.
Sebab, apa mungkin keadaan  com-pang-camping saat itu mampu meng-hadapi raksasa  putih (penajajah Belan-da) dan raksasa kuning (penjajah Jepang).  Mustahil menurut perhitu-ngan akal, tapi kenyataannya kemer-dekaan  terjadi. Oleh sebab itu penda-hulu negeri ini menyadari tanpa pertolongan Alloh tak mungkin Indo-nesia bisa merdeka.
Peristiwa ajaib lain yang sangat menakjubkan dan bersumber dari jiwa Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman juga terjadi  di sebuah gedung no 106 gg Kenari jalan Kramat Raya tahun 1928  di bulan 10 pada tanggal 1928.  Peristiwa itu adalah Sumpah Pemuda   dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Di  rumah no 106 (1 di tambah  6  = tujuh) ini menimbulkan 7 keajaiban. Keajaiban ini antara lain ajaibnya nama, ajaibnya penyaksian, ajaibnya para pelakunya, ajaib obyeknya, ajaib kebenaannya, ajaib latar belakangnya, dan ajaib latar  mukanya.
Tentang ”ajaibnya  penyaksian”. Saat waktu itu putra-putri Indonesia ber-ikrar tentang ”satu nusa” yang disak-sikan oleh tahun 19  (1+ 9 = 10).  Angka sepuluh  jika dijumlah sama dengan satu (1 + 0 = 1 ), berati ”satu nusa”. Kemudian ikrar ”satu bangsa”,  disak-sikan oleh tahun 28 (2 + 8 = 10).  Jum-lah sepuluh  sama dengan  ”satu bang-sa”. Lalu ikrar ”satu bahasa”, disak-saikan oleh bulan 10. Angka sepuluh disini berarti ”satu bahasa”.
Jadi  ikrar ”satu nusa, satu bangsa , dan satu bahasa”pada tanggal 28 itu sebagai penyaksian satunya negara Republik Indonesia  yang ”disingkat” pada nama Gang tempat pelaksanaan acara yakni ”Kenari ; Kesatuan Negara Republik Indonesia”. Sedang jalan Kramat Raya Kramat berarti ”menuju kemulyaan yang besar”.
Padahal waktu itu para pemuda yang berikrar usianya sekitar 20-25 tahun, tapi mereka memiliki kebe-ranian luar biasa. Keberanian lintas suku, berani lintas agama, dan berani mendobrak berhala imperialisme.
Dan berselang 17 tahun kemudian kemer-dekaan bangsa Indonesia tercapai. Jadi  ada benang halus  antara Sumpah Pemuda dan Sumpah Palapa.

Peringatan yang keliru

Pada  tanggal 17 Agustus saya pergi ke Jakarta. Waktu saya ke masjid Istiqlal disitu tertulis “Dirgahayu Kemerdekaan RI”. Begitu pula saat ke  Taman Mini,  dari  Surabaya hingga Jakarta semua tertulis sama “Dirga-hayu Kemerdekaan RI”. Lantas jika dipikir, apakah yang dijajah selama 350 tahun itu  Republik Indonseia ataukah bangsa Indonesia?
Didalam teks proklamasi  tertulis “Kami bangsa Indonesia” bukan ”Kami  Republik Indonesia. Juga tertulis ”Atas nama bangsa Indonesia” bukan ”atas nama Republik Indonesia”. Juga tertulis ”Sukarno  Hatta” bukan ”Presi-den Sukarno”.
Demikian juga dalam pembukaan ”Bahwa  Kemerdekaan itu   hak segala bangsa” bukan ”hak   Republik Indo-nesia”. Tapi mengapa kemudian yang ditemui adalah tulisan ”Kemerdekaan RI”?.
Begitu pula seandainya pada tanggal 17 Agustus Negara Republik Indonesia sudah berdiri, berdiri di atas dasar apa?  Jika didirikan atas dasar Pancasila, nyatanya saat itu Pancasila belum menjadi dasar negara. Sebab saat itu sila ”Ketuhanan”  masih koma yakni ”Ketuhanan, dengan menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pelemuknya. Jadi belum final.
Baru pada 18 Agustus menjelang sidang PPKI,  dr. Hatta, KH Wahid Hasyid, Kihadi Kusumo. Mr Hasan, Kasman Singodimedjo melakukan rapat kilat  mengenai 7 kalimat pada sila kesatu Pancasila. Agar dapat menjadi kalimat  titik temu, maka digantilah dengan tiga kalimat “Yang Maha Esa”. Ini baru final !
Apalagi kalimat ”dengan menja-lankan syariat Islam bagi pemeluk-2 nya” nantinya dapat berarti  yang mewajibkan, zakat,  puasa, haji adalah negara, bukan Alloh swt. Apa hal ini nggak syirik?
Alhamdulillah, dengan rohmat besar ini selamatlah negeri ini dari perpecahan. ”Ketuhanan Yang Maha Esa” itulah kalimat titik temu bagi seluruh agama  yang ada di Indonesia.
Kalimat titik  temu itu juga sudah diterangkan dalan Al qur'an, “Ya ahli kitabi ta'alau sawain baina  wabai-nahum” - “Wahai ahli kitab marilah kita pada satu kalimat yang sama titik temu”.
Alhamdulillah di Indonesia ini ada kalimat titik temu, sehingga ketuhanan itu menjadi dasar negara yang paling utama.Seperti juga tercantum  di bab 11 pasal 29 ayat no 1.” Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi di Indonesia ini bukan rakyatnya saja yang berketuhanan tapi negaranya berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Satu-satunya negara di dunia yang meng-gunakannya hanya Indonesa. Karena-nya kita harus bersyukur kepada Alloh, syukur kepada penda-hulu kita.
Rosululloh  bersabda “Man Lam Yaskurinnas Lam Yaskurilah” - ”Bara-ng siapa  tidak syukur kepada sesama manusia tidak  syukur kepada Allah”. Seandainya tiga kalimat diatas tidak diganti mungkin Indonesia akan terpecah. Walaupun  akhir-akhir ini nampak ada usaha untuk mengem-balikan  ”Ketuhanan yang dikoma” lagi.  Jadi perlu dipikir  sungguh-sungguh tentang hal yang sudah final ini.
Yang  penting sekarang akar-akar identitas jati diri diperkuat. Sehingga meski terjadi globalisasi, asal akarnya kuat maka tidak akan terlibas. Sebalik-nya kalau akar identitas Indo-nesia ini tidak diperkuat  maka bebe-rapa puluh tahun lagi Indonesia tinggal nama, terlibas oleh globalisasi. Ini  yang kami kawatirkan
Diringkas dari : Sambutan Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah pada acara
Pembukaan Seminar Cinta Tanah Air 1-2 Agustus 2007 di ISLAMIC CENTER Surabay
a

Realisasi Wujud Cinta Tanah Air

Realisasi Wujud Cinta Tanah Air
Dalam perspektif agama, semulya-mulya isi hati manusia ialah ‘Al Iman’ (Q.S. Al Anfal/55).
Karena iman itulah yang menjadi pondasi hidup, pegangan hidup, kompas hidup, pelita hidup dan nilai hidup. Adapun cinta tanah air adalah salah satu cabang dari 79 cabang iman (HR Muslim, Abi Dawud, Nasai, Ibnu Majjah. Ket.dari Shohabat Abi Huroiroh). Jadi cinta tanah air itu erat sekali hubungannya dengan agama, sebab cinta tanah air itu bagian dari iman, dan iman itu pokok pangkal agama.
Bagaimanakah mengaplikasikan rasa cinta tanah air itu ? Didalam kitab Dalilul Falihin karangan Muhammad Ibnu `Alan Ash Shiddiqi, diterangkan : “An yanbaghii likaamilil iimaani an ya`muro wathonahu bil `amalish shoolihi wal ihsaani”. Artinya : “Seyogyanya bagi orang yang sempurna imannya akan berbuat kemakmuran tanah airnya dengan amal sholeh dan kebajikan”. Menurut ta`lif diatas, untuk merealisasikan wujud cinta tanah air adalah dengan cara memakmurkan tanah airnya dengan : (1).Amal sholeh, dan (2). Kebaikan. Memakmurkan dalam arti bahasa (arab) ialah “meramaikan”. Dengan kata lain, realisasi wujud cinta tanah air ialah dengan meramaikan/mengisi negeri ini dengan amal sholeh dan kebaikan.
Dengan cara apa ? Banyak hal yang bisa dilakukan untuk itu, seperti : semangat bela negara, menjaga kelestarian ekosistem alamnya, turut serta mencerdaskan masyarakat dengan ilmu yang dimilikinya, ikut membantu membenahi moral penduduk di lingkungannya, mencegah hal-hal buruk yang mengganggu tanah airnya, dan yang tidak kalah penting ialah menjaga dan melestarikan kesucian Negara Republik Indonesia. Adapun kesucian dan kemulyaan Negara Republik Indonesia telah terpuntal didalam Pancasila dan Pembukaan UUD`45. Pancasila dan Pembukaan UUD`45 adalah mutiara kilau kemilau yang harus dijaga sampai kapanpun sebagai bukti cinta tanah air kita.
Usaha Merongrong Pancasila
Pada saat ini, memang ada usaha merongrong Pancasila. Dari kelompok yang berhaluan kiri ingin menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler. Juga adanya bahaya laten yang masih mengancam Pancasila, ialah ideologi marxisme.
Sedangkan dari kelompok yang berhaluan kanan, mereka ingin setback ke masa lalu dengan menambahkan 7 kalimat pada sila pertama : “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. (Piagam Jakarta sebelum penyempurnaan, yg disusun pada 22 juni 1945). Bahkan ada juga kelompok ekstrim kanan yang ingin mengganti Pancasila dengan ‘asas Islam’, dengan sistim pemerintahan khilafah (dipimpin oleh seorang kholifah).
Mereka beralasan, bahwa negara yang ‘baldatun thoyyibatun warobbun ghofur’ ialah negara yang meniru persis seperti negara yang didirikan Rosululloh dan dilanjutkan oleh para kholifah Khulafaur Rosyidin. Bila Indonesia ingin menjadi negara thoyyibah maka hanya dengan itulah satu-satunya cara. Menanggapi sistim pemerintahan khilafah, memang kami pernah mendengar hadits berbunyi : “Sebaik-baik masa adalah masaku dan masa-masa setelahku”. Tetapi bukan berarti kita harus mengikuti simbol-simbolnya seperti sistim pemerintahannya, adat-istiadatnya, surbannya, jenggotnya, dsb. Namun nilai-nilai positifnya-lah yang perlu kita ikuti, sebab pada tiga abad pertama Islam itu adalah masa-masa kejayaan dan keemasan, yaitu dengan muncul dan berkembangnya peradaban, ilmu pengetahuan, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu tajwid, ilmu qiroat, ilmu nahwu, shorof, balaghoh, kedokteran, matematika, astronomi, dengan tokoh-tokohnya seperti Ibnu Sina, Al Farabi, Al Kindi, juga Syafii, Maliki, Hambali, Hanafi, Bukhori, Muslim, dsb. Kalau mau mengikuti maka ikutilah nilai-nilai positifnya kebenaran Abu Bakar, keberanian Umar, kepandaian Ali, bukan simbol-simbolnya. Toh model pemerintahan khilafah tidak menjamin kebaikan negerinya, buktinya…mungkin kita lupa bahwa sepeninggal itu telah terjadi pertumpahan darah berebut kekuasaan di negara Madinah.
Sedangkan menanggapi tentang pengubahan Pancasila dengan menambah 7 kalimat pada sila pertama, atau mengganti Pancasila dengan asas Islam, maka secara tidak langsung berkeinginan memecah belah Bangsa Indonesia yang beraneka suku dan agama. Justru ini adalah langkah mundur. Kalau difahami betul, sebenarnya sila pertama dalam Pancasila ialah ‘Tauhid’. Sebab yang dimaksud ‘Tuhan’ dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, ialah Tuhan yang bernama “Alloh”, bukan lainnya. Apa buktinya ? Bahwa pengertian dalam sila-sila Pancasila itu dijabarkan/ditafsirkan/dijelaskan didalam Pembukaan dan Batang tubuh UUD`45. Buktinya, didalam Pembukaan UUD`45 alinea 3 berbunyi : “Atas Berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa”. Kemudian didalam Batang tubuh UUD`45 / bab III / pasal 9, berbunyi : “Demi Alloh,”. Dari awal sampai akhir UUD`45 tidak menyebut nama Tuhan lain selain “Alloh”, kalau dialih-bahasakan menjadi Laa ilaaha illalloh. Inilah salah satu kesucian dan kemulyaan Pancasila dan Pembukaan UUD`45 yang harus kita amankan.
Memang kekhawatiran kita terhadap usaha perongrong Pancasila ini perlu kita cermati lebih dalam, karena kelompok masyarakat yang satu ini telah mempunyai kendaraan politik yang mulai mendapat simpatik dari masyarakat luas. Maka tak ada salahnya kalau kita lebih meningkatkan kewaspadaan untuk mengamankan Pancasila dan Pembukaan UUD`45.

* * **
Mungkin ada sebagian yang bertanya-tanya : “Pancasila yang diyakini paling baik dan sempurna telah dijadikan dasar negara, dan tidak diubah-ubah, tapi mengapa sampai sekarang Negara RI masih compang-camping, masih jauh dari cita-citanya. Kenapa bisa begitu ?”.
Jawaban atas pertanyaan ini ialah : Pancasila sebagai dasar Negara RI adalah sudah baik dan sempurna, tapi Pancasila itu tidak bisa praktek sendiri, para penyelenggara negara dan seluruh lapisan bangsa yang harus mempraktekkan Pancasila agar Negara RI bisa mencapai cita-citanya.
Kiranya ada sepenggal kalimat dalam UUD`45 yang banyak dilupakan, yaitu didalam Penjelasan UUD`45 / rum II / judul: Pokok2 pikiran dalam Pembukaan / ayat 4 :
“.....yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur”. Dan disebutkan lagi dalam Penjelasan UUD`45 / rum IV / judul: Undang2 Dasar bersifat singkat dan supel / alinea 4 : “Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan. Meskipun dibikin Undang2 Dasar yang menurut kata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangat para penyelenggara negara, para pemimpin pemerintahan itu bersifat perseorangan, Undang2 Dasar tadi tentu tidak ada artinya dalam praktek”.
Jadi menurut kedua Penjelasan UUD`45 di atas, oleh karena Undang-Undang Dasarnya sudah bagus maka yang penting ialah prakteknya. Dengan praktek itulah maka Negara Republik Indonesia akan mencapai tujuannya.
** * *
Secara obyektif, sebenarnya Pancasila dan Pembukaan UUD`45 itu tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah sampai kapanpun dan oleh siapapun. Adapun alasan-alasannya ialah sbb :
Alasan Pertama.
Pancasila, disamping sebagai dasar negara, Pancasila juga menjadi falsafah hidup Bangsa Indonesia yang tertanam dalam jiwa Bangsa Indonesia sejak berabad-abad lamanya, Pancasila adalah kepribadian Bangsa Indonesia.
Pada pidato Amanat Presiden yang diberi judul “Apa sebab Negara RI berdasarkan Pancasila” pada tgl 24 september 1955 di Surabaya, Presiden Sukarno berkata : “Aku tidak mencipta Pancasila. Sebab sesuatu dasar negara ciptaan tidak akan tahan lama….. Jikalau engkau hendak mengadakan dasar untuk sesuatu negara, jangan bikin sendiri, jangan karang sendiri. Selamilah sedalam-dalamnya lautan dari pada sejarah. Gali sedalam-dalamnya bumi dari pada sejarah….. Aku menggali lima mutiara yang terbenam didalamnya….. Aku bukan pencipta Pancasila… Aku hanya menggali Pancasila dari pada buminya Bangsa Indonesia sendiri. Aku gali kembali dan aku sembahkan Pancasila ini atas persada Bangsa Indonesia kembali untuk dipakai sebagai dasar dari pada wadah yang harus berisi masyarakat yang beraneka agama, beraneka suku, beraneka adat-istiadat”.
Dan lagi, pada tgl 5 juni 1958 di Jakarta, dalam pidato Bung Karno yang berjudul “Pancasila membuktikan dapat mempersatukan Bangsa Indonesia”, beliau mengulangi lagi bahwa ia bukan pembentuk dan pencipta Pancasila, melainkan sekedar salah seorang penggali dari pada Pancasila itu. (Kedua pidato Presiden Sukarno diatas kami nukil dari buku “Perjuangan Bangsa Indonesia menegakkanPancasila dalam masa penjajahan” hal 164, karangan Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo). Jadi Pancasila itu bukan karangan siapa-siapa. Jiwa Pancasila telah ada sejak dahulu bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia. Para pendiri negara hanyalah menggali dan merumuskan apa yang sudah ada dalam benak Bangsa Indonesia sejak dulu.
Oleh sebab itu, pada tgl 1 juni 1945 mungkin lebih tepatnya bukan disebut ‘Hari lahirnya Pancasila’ tapi ‘Hari lahirnya istilah Pancasila’. Atau pada tgl 29 mei 1945 bisa juga disebut ‘Hari lahirnya redaksionil Pancasila’ karena pada hari itu pertama kalinya lima sila disampaikan oleh Mr. Muh.Yamin secara lesan (pidato) maupun tertulis di depan BPUPKI (ada perbedaan dalam redaksionil rumusan lima sila secara lisan dengan yang tertulis). Walaupun Mr.Muh.Yamin tidak memberi nama ‘Pancasila’ tapi redaksionil dalam lima sila (rumusan tertulis) itulah yang paling mirip/mendekati dengan redaksionil Pancasila yang berlaku sah sampai sekarang.
Berdasarkan fakta di atas, mungkinkah Pancasila yang sejak ribuan tahun lalu telah menjadi jiwa Bangsa Indonesia, menjadi kepribadian Bangsa Indonesia, identitas Bangsa Indonesia, dan kemudian dijadikan dasar negara, akan bisa diubah seenaknya? Tidak bisa, kecuali bila Bangsa Indonesia dimusnahkan dulu, lalu dimunculkan bangsa yang baru, maka bisalah mengganti Pancasila, tapi itu tidak mungkin terjadi.
Jadi Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
Alasan Kedua.
Pada zaman Sriwijaya dan Majapahit, Bangsa Indonesia telah mengalami masa yang gemilang, mempunyai negara yang merdeka, bangsa yang bersatu dan berdaulat, mengenyam kehidupan yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja, karena unsur2 yang terdapat didalam Pancasila telah menjadi asas dan menjiwai kehidupan Bangsa Indonesia di zaman Sriwijaya dan Majapahit.
Didalam buku “Orientasi singkat Pancasila” hal 15, karangan Prof. Darji Darmodiharjo SH., diterangkan : Bahwa memang istilah Pancasila telah dikenal pada zaman Kerajaan Majapahit di abad XIV M, yaitu sebagaimana terdapat didalam buku “Nagarakertagama” karangan Prapanca dan didalam buku “Sutasoma” karangan Tantular, dengan sebutan : ‘Pancasila Krama’ artinya : Pelaksanaan kesusilaan yang lima.
Oleh sebab itu, bila Bangsa Indonesia ingin mengulang kembali kejayaan yang pernah dialami oleh Sriwijaya dan Majapahit, maka Pancasila harus tetap menjadi asas dan menjiwai kehidupan Bangsa Indonesia di Negara RI ini.
Mungkinkah ada unsur ketidaksengajaan sehingga Pancasila itu bisa berlanjut sejak Sriwijaya, lalu Majapahit, dan kemudian Negara RI? Jelas disini ada ‘Kehendak Agung’ yang mengaturnya. Oleh sebab itu Pancasila tidak boleh diubah karena sudah menjadi Kehendak Pengatur alam semesta.
Alasan Ketiga.
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti semua sumber hukum atau peraturan2, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang2), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya.
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
Alasan Keempat.
Dalam pembukaan sidang pertama BPUPKI tgl 29 mei 1945, Dr.KRT. Radjiman Wedyodiningrat (ketua) meminta agar sidang mengemukakan dasar Indonesia Merdeka.
Pada saat yang sama pula, Mr.MuhYamin dan R.P.Suroso mengutarakan pentingnya merumuskan dasar negara Indonesia. Selanjutnya Mr.Muh.Yamin menyampaikan lima dasar untuk Negara Indonesia Merdeka.
Tgl 31 mei 1945, Prof.Dr.Soepomo dalam pidatonya juga membicarakan bagaimana dasar-dasar Indonesia Merdeka.
Tgl. 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI, Ir.Sukarno mengemukakan dasar Indonesia Merdeka, selanjutnya beliau memberi nama Pancasila.
Pada tgl 22 juni 1945, sembilan tokoh menyusun Piagam Jakarta yang merupakan cikal bakal rumusan Pancasila dan Pembukaan UUD`45.
Dan akhirnya pada tgl 18 agustus 1945 disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menjadi dasar negara.
(Dalam buku “Orientasi singkat Pancasila” hal. 9-10, karangan Prof. Darji Darmodiharjo SH.).