Selasa, 13 Desember 2011

Tamu dunia

Manusia hidup didunia ini hanyalah sebagai tamu. Sebagaimana sabda Rosulullohi s.a.w :
KUUNUU FID DUN-YA ADL-YAAFAN
“Adalah kamu semuanya manusia didunia ini hanyalah tamu”
           
Jadi semua manusia didunia ini adalah sebagai tamu dan dunia ini hanyalah tempat pertamuan. Hakekat manusia asalnya bukan di dunia, yang asli dari dunia hanyalah jasmani manusia, sedangkan ruhani asalnya bukan dari dunia. Jadi yang dimaksud dengan “manusia sebagai tamu” adalah ruhaninya bukan jasmanisnya. Dan bila setatus manusia (ruhaninya) itu hanya sebagai tamu maka tentunya waktu berada didunia tidaklah lama, mesti akan kembali ketempat asalnya. Karenanya disetiap hari ada jutaan yang lahir kedunia (ada yang bertamu) dan ada yang mati (pulang ke asalnya), terus menerus tidak pernah putus.
 
Oleh karena manusia itu sebagai tamu didunia maka oleh Nabi Muhammad diserukan untuk “Mengambil masjid sebagai tempat tinggal. Sebagaimana lanjutan hadis diatas :
WATTAKHIDZUL MASAAJIDA BUYUU TAN
“Maka ambillah masjid-masjid sebagai tempat tinggal”.
 
Jadi kita itu diperintah oleh Nabi untuk menjadikan masjid sebagai tempat tinggal kita atau dijadikan rumah.
Bagaimanakah maksudnya hadis ini? Apa kita harus menjadikan masjid sebagai tempat memasak dan lain sebagainya? Kalau difahami secara dhohir memang demikian dan perintah tersebut pasti memicu masalah, mengundang pertengkaran. Karenanya untuk memahami hadis tersebut tidaklah boleh secara dhohir.
 
Adapun maksud dari hadis tersebut adalah agar manusia itu menjadikan jasmaninya sebagai tempat tinggal, sebagai tempat mengabdi kepada Alloh”.
 
Penjelasanya demikian : Rosululloh pernah dawuh :
AL ARDLU KULLAHAA MASJIDUN
“Bumi itu semuanya adalah masjid (untuk umatku)”
 
Jadi menurut Rosululloh, bumi ini semuanya adalah masjid (masjid raya, tempat pesujudan, tempat mengabdi pada Alloh), sedangkan jasmani manusia adalah dari bumi. Maka jika bumi itu dikatakan masjid, padahal jasmani manusia itu asalnya dari bumi maka otomatis jasmani kita itu juga bisa disebut masjid. Lalu masjid-masjid jasmani ini siapa yang menempatinya?
 
Maka jika ada perintah “ambillah masjid sebagai rumah” berarti yang dimaksud adalah menjadikan jasmani kita ini sebagai tempat tinggal, sebagai sangkar, untuk tempat pesujudan, tempat pengabdiannya roh atau tempat pengabdiannya tamu dari alam langgeng.
 
 
MELEMASKAN HATI
 
Lanjutan hadis diatas menerangkan :
WA’AWWIDUU QULUUBIKUMUL RIQQOH
“Dan hendaklah kamu mempunyai hati yang lemas”
           
Jadi kita itu hendaklah juga berusaha mempunyai hati yang lemas, bukan hati yang keras. Bila hati itu keras maka kerasnya bisa melebihi kerasnya batu. Dan hati yang keras itu akan menjadi bahan bakarnya neraka. Sebagaimana diterangkan dalam Alqur-an :
WAQUUDUHANNAASU WAL HIJAAROH
           
Jadi bahan bakarnya neraka itu ada 2, yakni manusia dan batu, tapi bukan batu Puri atau batu Kabuh atau batu sungai melainkan batu hati. Kalau tidak diberi 2 bahan bakar tersebut, ya tidak akan nyala. Jadi hidupnya neraka itu bila ada bahan bakarnya yakni manusia dan hati yang membatu. Karenanya diperintah oleh Rosul untuk RIQQOH (melemaskan hati, yakni lemah lembut, santun, kasih sayang).
 
PERINTAH MEMPERBANYAK BER-FIKIR
 
Lanjutan hadis diatas :
WA AKTSIRUUT TAFAKKURO
“Dan perbanyaklah kamu berfikir”
 
Bukankah meskipun tidak diperintah berfikir, kitapun setiap hari juga sudah berfikir? Seperti misalnya :
- Ada yang berfikir tentang hutang.
- Ada yang berfikir tentang nikah.
- Ada yang berfikir tentang pacaran.
Dan lain sebagainya.
 
Tapi kenapa kita diperintah untuk berfikir?
Dan berfikir yang diperintahkan itu tentang apa?
Yang diperintahkan untuk difikirkan adalah tentang keagungannya Alloh.
 
 
PERINTAH MENANGIS
 
Setelah ada perintah untuk memper-banyak berfikir, lalu ada perintah untuk menangis. Sebagaimana lanjutan hadis diatas :
WAL BUKAA-A
“ Dan perbanyaklah menangislah ”
Berapa kali menangis?
Dan ini menangisi apa?
Kalau kita biasanya hanya menangis jika kedatangan sumpek (sedih) saja. Kalau sudah sumpek, bingung, kita baru menangis.
           
Soal menangis ini sulit, tapi mudah, mudah ya sulit.
 
DILARANG BERSELISIHAN KARE-NA MENGIKUTI HAWA
 
WALAA TAKH TALIFANNA BIKUMUL AH-WA
“ Janganlah kamu berselisih karena mengikuti hawa “
 
 
MEMBANGUN ISTANA TAPI TIDAK MENEMPATI
 
BANUUNA MAALAA TASKUNUUN
“Kamu membangun istana (tapi terhadap apa yang kamu bangun itu) kamu tidak menempatinya”
           
Meskipun kita didunia ini membangun gedung yang megah mungkin sampai tingkat 12, membangun istana, tapi tetap saja kita hanya bisa menempati sementara saja, setelah itu berangkat lagi ketempat yang abadi.
 
 
MANUSIA CUMA BISA ME- NGUMPULKAN
 
WATAJMA’UUNA MAA LAA TA’KULUUN
“Dan apa yang kamu kumpulkan (siang dan malam makanan itu), kamu tidak makan”.
           
Jadi apa-apa yang kita kumpulkan dari makanan itu, kita tidak bisa memakannya.
 
MANUSIA BERANGAN-ANGAN TAPI TIDAK AKAN KETEMU
 
WATA’MALUUNA MAA LAA TUDRIKUUN
“ Dan apa yang kamu angan-angan, tidaklah akan ketemu”.
           
Demikianlah lengkapnya hadis diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar