Hargailah Anak, maka Dia akan Belajar Menghargai Orang Lain
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Penghargaan (reward) adalah imbalan yang diberikan atas prestasi, pencapaian, atau usaha anak dalam mencapai sesuatu. Misalnya, Anda memberikan hadiah buku setelah anak bisa membaca dengan lancar atau mendapatkan nilai/peringkat akademik tertentu di sekolah.
Penghargaan (reward) adalah imbalan yang diberikan atas prestasi, pencapaian, atau usaha anak dalam mencapai sesuatu. Misalnya, Anda memberikan hadiah buku setelah anak bisa membaca dengan lancar atau mendapatkan nilai/peringkat akademik tertentu di sekolah.
Dalam pendidikan anak, penghargaan
(reward) dinilai punya pengaruh positif bagi anak, antara lain: Reward
akan menumbuhkan motivasi anak untuk berusaha mencapai prestasi. Reward
akan membuat anak merasa dihargai. Harga diri yang positif membuat anak
lebih optimistis, tidak pasrah begitu saja jika nilainya jelek
misalnya. Reward secara tidak langsung juga dapat menumbuhkan
kepercayaan diri. Anak membangun kepercayaan dirinya dari bukti dan
pengakuan orang-orang di sekitarnya. Jika anak melihat ternyata dia
mampu melakukan sesuatu, dan mendapatkan pengakuan dari orang tuanya,
maka kepercayaan dirinya akan tumbuh.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan ketika kita memberikan penghargaan
(reward) pada anak. Reward semestinya diberikan jika anak berhasil
melakukan sesuatu, sesuai dengan standar prestasi/pencapaian tertentu
berdasarkan kemampuan dan keadaan anak. Sebaiknya, standar prestasi itu
dibuat berdasarkan kesepakatan yang menantang bukan yang menekan, agar
anak tidak stress, nyaman dan senang melakukannya. Reward juga bisa
diberikan saat kita punya harapan tertentu terhadap perilaku anak. Walau
anak tidak melakukan dengan sempurna, tetapi bisa memenuhi harapan
kita, memberikan reward menjadi langkah yang tepat.
Reward tidak selamanya harus berbentuk materi. Dapat juga berupa
pujian, dukungan, ciuman kasih sayang, penghormatan, perlakuan istimewa,
dan lain-lain. Artinya, semua orangtua punya kesempatan yang sama
untuk memberikan reward pada anaknya. Hanya memang, secara umum, reward
yang berbentuk materi biasanya punya nilai lebih buat anak. Meski
demikian, kalau terlalu sering memberikan dalam bentuk ini, daya
kejutnya bisa berkurang dan berdampak kurang bagus buat anak. Jalan
tengah yang bisa ditempuh orangtua adalah menyesuaikan dengan situasi,
kondisi anak dan memberikannya secara proporsional. Bentuk reward-nya
sendiri juga mesti disesuaikan dengan usia dan kebutuhan perkembangan
anak, agar nilai gunanya tepat dan efektif. Reward yang nilainya terlalu
besar sama jeleknya dengan reward yang terlalu kecil. Membelikan HP
atau laptop untuk anak yang belum membutuhkan misalnya, bisa salah atau
kurang berguna. Yang paling penting adalah, reward memang sengaja kita
rancang untuk memberikan tantangan pada anak agar dia meningkatkan
pencapaian, prestasi, atau usahanya untuk menjadi lebih baik.Memberikan reward pada hakekatnya memberikan sesuatu, agar yang diberi menjadi senang. Terkait dengan hal ini, Islam juga telah memberikan gambaran tentang pentingnaya memberikan hadiah. Disunnahkan untuk memberikan hadiah apabila dalam rangka menyambung silaturrahim, kasih sayang dan rasa cinta. Hadiah merupakan bukti rasa cinta dan bersihnya hati, padanya ada kesan penghormatan dan pemuliaan. Memberikan reward pada anak disamping untuk menumbuhkan motivasi, harga diri dan kepercayaan diri pada anak, tentu juga merupakan ekspresi kebahagiaan dan bentuk kasih sayang yang diberikan orang tua, karena anak berhasil melakukan sesuatu. Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar