Sabtu, 14 Januari 2012

IMAM BUKHORI
Sumber dari segala sumber hukum yang utama atau yang pokok di dalam agama Islam adalah Al Quran dan Hadits. Selain sebagai sumber hukum, Al Quran dan Hadits juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang universal. Isyarat sampai kepada ilmu yang mutakhir telah tercantum didalamnya. Oleh karenanya siapa yang ingin mendalaminya maka tidak akan ada habis habisnya keajaibannya.
Untuk mengetahui Hadits Hadits Nabi maka salah satu dari beberapa penting yang tidak kalah menariknya untuk diketahui profil atau sejarah orang orang yang mengumpulkan Hadits, yang dengan jasa jasa mereka kita yang hidup pada zaman sekarang ini dapat dengan mudah memperoleh sumber hukum secara lengkap dan sistematis serta dapat melaksanakan atau meneladani kehidupan Rosululloh untuk beribadah seperti yang di contohkannya.
Abad ketiga Hijriyah merupakan kurun waktu terbaik untuk menyusun atau menghimpun Hadits Nabi di dunia Islam. Waktu itulah hidup enam penghimpun ternama Hadits Shohihnya yaitu:
Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, Imam Ibnu Majah.
Adapun urutan pertama yang paling terkenal diantara 6 tokoh tersebut diatas adalah Amirul Mu'minin Fil Hadits ( pemimpin orang mukmin dalam Hadits ) suatu gelar ahli Hadits tertinggi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdulloh Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah. Abu Abdulloh Muhammad bin Ismail terkenal kemudian sebagai Imam Bukhori, lahir di Bukhara pada 13 Syawwal 194 H ( 21 Juli 810 M ) cucu seorang Persia bernama Bardizbah. Kakeknya, Bardizbah adalah pemeluk Majusi agama kaumnya. Kemudian putranya al-Maghirah memeluk Islam di bawah bimbingan al-Yaman al-Ja'fi, gubernur Bukhara. Pada masa itu wala dinisbatkan kepadanya, karena itulah ia dikatakan " al-Mughirah al-Ja'fi ".
Mengenai kakeknya, Ibrahim tidak terdapat data yang menjelaskan. Sedangkan ayahnya, Ismail, seorang ulama besar ahli Hadits. Ia belajar Hadits dari Hammad bin Zayd dan Imam Malik. Riwayat hidupnya telah dipasarkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab As-Siqat, begitu kti putranya, Imam Bukhori, membuat biografinya dalam at-Tarikh al-kabir. Ayahnya Bukhori disamping sebagai orang berilmu ia juga sangat wara' (menghindari yang subhat/meragukan dan haram) dan takwa. Di ceritakan bahwa ketika menjelang wafatnya ia berkata: " Dalam harta yang kumiliki sidak terdapat sedikitpun uang yang haram maupun yang subhat". Dengan demikianlah Bukhori hidup dan terlahir dalam lingkungan keluarga yang berilmu. Tidak heran jika ia lahir dan mewarisi sifat sifat dari ayahnya itu.
Imam Bukhori di lahirkan di Bukhara setelah sholat Jum'at. Tak lama setelah bayi yang lahir itu membuka matanya, ia pun kehilangan penglihatannya. Ayahnya sangat bersedih hati. Ibunya yang sholeha menangis dan selalu berdoa ke hadapan Tuhan, memohon agar bayinya bisa melihat. Kemudian dalam tidurnya perempuan itu bermimpi di datangi Nabi Ibrahim yang berkata: "Wahai ibu, Alloh telah menyembuhkan penyakit putramu dan kini ia sudah dapat melihat kembali, semuanya itu berkat do'amu yang tiada henti hentinya". Ayahnya meninggal di waktu Imam Bukhori masih kecil dan meninggalkan banyak harta yang memungkinkan ia hidup dalam pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Dia dirawat dan di didik oleh ibunya dengan tekun dan penuh perhatian.
Keunggulan dan kejeniusan Imam Bukhori sudah nampak semenjak masih kecil. All oh menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewah menghafal Hadits. Ketika berusia 10 tahun ia sudah banyak menghafal Hadits. Pada usia 16 tahun ia bersama ibunya dan abang sulungnya mengunjungi berbagai kota suci. Dalam usia 16 tahun ia sudah hafat kitab Sunan Ibnu Mubarok dan Waki, juga mengetahui pendapat pendapat ahli Ra'yi (penganut faham rasional) dasar dasar dan mahdzabnya.
Tahun 210 H Bukhori berangkat menuju Baitulloh untuk menunaikan ibadah gaji, di sesuai ibu dan saudaranya, Ahmad. Statearan yang lebih tua ini kemudian kembali ke Bukhoro, sedang Bukhori sendiri memilih Makkah sebagai tempat tinggalnya. Makkah merupakan salah satu tempat ilmu yang penting di Hijaz. Sewaktu Bukhori, ia pergi ke Madinah. Dikedua tanah suci itulah ia menulis sebagian karya karyanya dan menyusun dasar dasar kitab Al-Jami' as-Shohih dan pendahuluannya.
Ia menulis Tarikh Kabirnya di dekat makam Nabi Muhammad SAW dan banyak menulis diwaktu malam hari yang terang bulan. Kemudian ia pun memulai studi perjalanan dunia Islam selama 16 tahun. Dalam perjalanan ke Berbagai mengeri hampir semua negeri Islam telah ia kunjungi sampai keseluruh Asia Barat. Diberitakan bahwa ia pernah berkata: "saya telah mengunjungi Syam, Mesir, dan Jazirah masing masing dua kali, ke Basrah empat kali, menetap di Hijaz ( Makkah dan Madinah ) selama 6 tahun.
Dalam setiap perjalanannya yang melelahkan itu Imam Bukhori senantiasa menghimpun Hadit Hadits dan ilmu pengetahuan dan mencatatnya sekaligus. Ia merawi Hadits dari 80000 perawi dan berkat ingatannya yang memang super jenius, ia dapat menghafal Hadits sebanyak itu lengkap dengan sumbernya. Kemasyhuran Bukhori segera mencapai bagian dunia Islam yang jauh dan kemanapun ia pergi selalu di elu elukan. Pada tahun 250 H, Imam Bukhori mengunjungi Naisabur. Kedatangan disambut gembira oleh para penduduk juga gurunya, al-Zihli dan para ulama lainnya.
Imam Bukhori wafat pada malam Idul Fithri tahun 255 H (31 Agustus 870 M) dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar di kafani 3 helai kain, tanpa baju dalam dan tak memakai sorban. Peran itu di laksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Jenazahnya di kebumikan lepas Dhuhur, hari Saya Idul Fithri, sesudah melewati perjalanan hidup panjang yang penuh dengan berbagai amal yang mulia. Semoga Alloh melimpahkan Rahmad dan Ridhonya.
Pengembaraannya ke berbagai negeri telah mempertemukan dengan guru guru berbobot dan dapat dipercaya yang mencapai jumlah sangat banyak. Diantara guru guru besar itu adalah : Ali Ibnu al-Madini, Ahmad Ibnu Hanbal, Yahya Ibnu Ma'in, Muhammad Ibnu Yusuf al-Faryabi, Maki Ibnu Ibrahim al-Bakhi, Muhammad Ibnu Yusuf al-Baykandi dan Ibnu Rahawaih.
Guru guru yang Haditsnya diriwayatkan dalam kitab shohihnya sebanyak 289 orang guru.
Karena kemasyhurannya sebagai seorang alim yang jenius sangat banyak muridnya yang belajar dan mendengar langsung Haditsnya dari dia. Diantara sekian banyak muridnya yang paling menonjol adalah: Muslim bin al-Hajjaj, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Abu Dawud, Muhammad bin Yusuf al-Firabri, Ibrahim bin Ma'qii al-Nasafi dan Mansur bin Muhammad al-Bazdawi.
Imam Bukhori adalah seorang yang berbadan kurus, berpawakan sedang tidak terlalu tinggi juga tidak pendek, kulitnya agak kecoklatan dan sedikit sekali makan. Ia sangat pemalu namun ramah, dermawan, menjauhi kesenangan dunia dan cinta akherat. Imam Bukhori sangat hati hati dan sopan dalam berbicara dan dalam mencari kebenaran yang hakiki disaat mengkritik para parawi. Meskipun ia sangat sopan dalam mengkritik para perawi, namun ia banyak meninggalkan Hadits yang diriwayatkan seseorang hanya karena orang itu diragukan. Selain dikenal sebagai ahli Hadits Imam Bukhori juga sebenarnya adalah ahli dalam fiqih. Dia mempunyai pendapat pendapat yang digalinya sendiri. Pendapat pendapat itu terkadang sejalan dengan madzhab Abu Hanifah terkadang sesuai dengan madzhab Syafi'i dan kadang kadang berbeda dengan keduanya. Jadi kesimpulan Imam Bukhori adalah seorang ahli Hadits dan ahli fiqih yang berijtihad sendiri.
Diantara hasil karya Imam Bukhori adalah:
Al Jami' as-Shohih
Al Adab al-Mufrod
At-Tarikh as-Shoghir
At-Tarikh al-Awsat
At-Tarikh al-Kabir
Al-Musnad al-Kabir
Kitab al-'Ilal
Raf'ul Yadain Fis Salah
Birrul Walidain
Kitab al-Asyribah
Al-Qiro'ah Khalf al-Imam
Kitab ad-Du'afa
Asami as-Sahabah
Kitab al-Kuna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar